HAI, HAVE A NICE DAY :)

                            Berat ringannya beban status yang melekat pada tiap orang, entah pekerjaan atau pemaksaan, lalu menghar...

Mampirlah, Berfikir, Apakah Semesta Ini Bercanda.

                





          Berat ringannya beban status yang melekat pada tiap orang, entah pekerjaan atau pemaksaan, lalu mengharuskan seseorang untuk bangun di waktu waktu tertentu, mandi di waktu tertentu, makan di waktu tertentu, bersosialisasi dan menyendiri di waktu tertentu, kemudian hanyut dalam hal yang sama berhari, minggu, bulan dan tahun. Lantas, sudahkah itu menjawab pertanyaan dasar manusia yang sama sudah ditanyakan berabad jauh sebelum nafas yang kita hirup sekarang ini?

          Apa tujuan hidup? Pada umumnya orang di sekitar akan tertawa mendengar pertanyaan yang jarang muncul untuk obrolan ringan sehari hari ini, lalu malah berbalik bertanya alasan kita bertanya. Banyak sekali jawaban akan muncul, tergantung subjektivitas penerimanya. Jika ke orang yang kental agamanya, ayat ayat Kitab Suci menjadi andalan mereka untuk menangkis apa saja yang berkaitan dengan kehidupan. Lalu apa persamaan diantara semua Agama sebagai penjelas isi Kitab Suci tersebut? Pengakuan atas sosok Tuhan/Allah/Dewa yang berkuasa atas penciptaan dan penghakiman (kiamat). Lucunya, jika Anda lahir di India, besar kemungkinan anda pemeluk Hindu, jika Eropa, mungkin Katolik atau Protestan(?), jika di Timur Tengah, mungkin Islam (?), jika China, mungkin Buddha (?). Hal perbedaan keyakinan ini sudah berabad abad dilalui umat manusia. Tibalah kita di abad ke-20, zaman modern "katanya". Mungkin hampir setengah lebih dari penduduk dunia sudah merasakan nikmatnya kehadiran Internet.

          Kita sudah disatukan dengan Internet, tidak ada lagi batasan berkomunikasi, memperoleh informasi serta menyebarkannya. Kenapa belum ada kesepakatan untuk satu keyakinan akan Agama? Kalau saya bertanya satu abad yang lalu, mungkin perang masih menjadi alasan hal ini tidak menjadi perhatian utama manusia untuk diperdebatkan. Namun saat ini, ketika perdamaian dijunjung tinggi, HAM diakui dan ditegakkan, penyetaraan pria dan wanita, apakah salah manusia bersatu untuk satu keyakinan akan sosok Tuhannya? Hal ini tanpa memporakporandakan perbedaan, silahkan kenakan suku dan kebudayaan anda, fokusnya hanya pemersatuan sosok Tuhan. Atau, mungkinkah Tuhan hadir dalam setiap agama meski cara penyembahan, nama, ritual, kitab suci, ajarannya berbeda beda? Rasanya tidak..

Atau.. Tuhan itu tidak ada ? 
Rasanya mungkin..tapi tidak nyaman di telinga..



           Gambar diatas menunjukkan salah satu Channel Youtube "The Atheist Voice" https://www.youtube.com/user/TheAtheistVoice. Pemikiran dan penjelasannya kedengaran masuk akal dan nyaman di telinga. Namun rasanya kurang tenang di hati mendengar pria ini menghina keberadaan Tuhan yang selama ini kita yakini. Semua argumennya berdasarkan fakta dunia, tanpa dibumbui kehadiran rohani. Fakta tersebut terkadang membuat Believers (orang percaya) terlihat bodoh dengan buku tua berisi ayat ayat yang dianggapnya suci. Namun satu hal yang saya yakini, kehadiran Agama telah banyak menolong orang orang yang kehilangan arah dan harapan karena problematika kehidupan. Agama memberikan harapan dengan identitas Tuhan/Allah/Dewa sebagai sosok penolong. Dan jikalau pun pada akhirnya Agama hanya omong kosong, saya lebih baik dibesarkan dengan omong kosong yang mengajarkan berbuat kebaikan kepada sesama.



0 komentar: